Minggu, 28 Desember 2008

Peran Guru Mengembangkan Leadership Anak

Setiap anak memiliki potensi kepemimpinan, apabila talenta ini dikembangkan secara maksimal, maka akan meraih hal-hal yang lebih besar dari kemampuan individu tersebut. Dalam kehidupan sangat membutuhkan peran pemimpin yang sejati, jiwa kepemimpinan merupakan investasi terbaik bagi seorang anak. Dalam menumbuhkan jiwa kepemimpinan tingkat kecerdasan (IQ) saja tidak cukup. Unsur yang lebih penting justru pada pendidikan dan pelatihan anak secara berkesinambungan.
Secara umum anak-anak akan mendamba semua orang yang menyukai dan menghargai dirinya, mengungkapkan penghargaan pada anggota keluarga, menyambut teman-temannya di rumah secara ramah, dan orang yang peduli dengan menegur anak namun tidak di depan teman-temannya. Betapa malu bila seorang anak disalahkan atau dimaki-maki pihak lain di depan teman. Anak juga tidak menyukai orang yang dihormatinya (orangtua) bertengkar di depannya.
Pemahaman tentang jiwa anak akan berpengaruh secara kuat dalam rangka membentuk jiwa kepemimpinan anak secara mantap. Anak yang hidup di lingkungan keras, keluarga selalu cekcok dan konflik akan terkendala, dan agak sulit dalam menanamkan jiwa kepemimpinan secara baik. Hal ini seharusnya dipahami oleh para orangtua yang bijak dalam menyiapkan anak-anaknya menjadi generasi cerdas dan berhati mulia.
Kertas Putih
Sangat sependapat anak ibarat kertas putih bersih, lingkungan keluarga yang pertama memberi goresan kepribadiannya seorang anak. Bagi anak yang hidup di lingkungan yang damai, aman, dan sejuk, tentunya akan berbeda dalam pembentukan kepribadian dan jiwa kepemimpinan pada anak yang hidup di keluarga yang belum beruntung. Nilai-nilai yang diserap di keluarga ini akan berkembang lagi di tingkat sekolah dan masyarakat.
Menyadari sekolah sebagai lingkungan kedua dari anak, maka peran guru sangat vital dalam mengembangkan nilai-nilai baik yang telah tersemai di keluarga. Bagi siswa yang telah terbangun dengan kepribadian secara baik di tingkat keluarga akan mudah dikembangkan di tingkat sekolah formal ini. Guru harus mampu menjadi figur yang dapat dicontoh anak dalam segala hal. Dari kenyataan ini peran guru sebenarnya melanjutkan tugas orangtua di tingkat keluarga. Betapa sedih seorang guru menanamkan nilai-nilai baik yang belum terbangun dari keluarga anak. Selain anak bingung menyikapi karena dianggap tidak biasa ia terima, guru pun pusing menangani anak yang berperilaku semaunya, yang biasa dilakukan di tingkat keluarga tersebut.
Menyadari kenyataan ini, maka kesinambungan pendidikan anak memang sangat perlu. Tanggungjwab pembentukan kepribadian dan jiwa kepemimpinan sebenarnya pada orangtua anak yang bersangkutan. Sekolah dan masyarakat hanya sebagi penyempurna dan pengembang agar nilai-nilai baik di keluarga tersebut dapat berkembang secara optimal. Selain orangtua, peran teman sepermainan dan guru yang mengajar anak sangat berpengaruh pada pembentukan jiwa anak tersebut.

Empat Hal Utama
Kepemimpinan seorang anak dapat ditumbuh kembangkan melalui berbagai hal. Pertama, membangun karakter anak. Secara bertahap dan berkala dapat dilatih untuk mendisiplinkan diri dalam melakukan hal yang tidak mereka sukai. Anak sangat membutuhkan bantuan untuk menetapkan sebuah target dan berfokus untuk menyelesaikannya. Anak sangat perlu menerima alasan di balik peraturan dan instruksi yang diberikan. Selain itu, anak perlu membuat janji pribadi dan mintalah pertanggungjawaban mereka atas pelaksanaan janji tersebut. Anak juga perlu diperkenalkan dengan pemimpin berintegrasi sehingga bisa belajar secara langsung.
Kedua, perspektif. Bantulah anak berpikir melalui perspektif mereka tentang visi, rencana dan kegiatan. Untuk dapat mengembangkan hal ini, anak dapat diajak berjalan-jalan ke berbagai daerah, nonton berita, membaca buku termasuk biografi seorang pemimpin sehingga mereka menjadi anak yang optimis. Minta anak menulis impian mereka dan motivasi mereka untuk menuju impian tersebut. Perspektif memampukan seorang pemimpin untuk melihat dan mengerti apa yang harus dilakukan untuk meraih tujuan.
Ketiga, courage. Anak sangat perlu bantuan untuk membuat dan mempertahankan komitmen, berdiri teguh dan mengambil resiko serta mampu menunjukkan kegigihan dalam meraih tujuan. Dalam mengembangkan keberanian anak ini mintalah mereka melakukan suatu hal yang lebih besar, motivasi mereka, evaluasi dan berilah pujian. Secara bersama-sama belajar untuk saling bertanggungjawab terhadap komitmen dan keputusan yang dibuat bersama.
Keempat, favor bantulah anak belajar menghargai orang lain, membangun karisma pribadi dan mengembangkan keahlian dalam hal komunikasi, motivasi, delegasi atau bahkan konfrontasi. Untuk mengembangkan kebaikan hati ini, ajar mereka menemukan kebaikan orang lain dan memuji kebaikan tersebut. Hal ini dapat ditempuh anak dalam kegiatan ekstra kurikuler atau kegiatan lain yang melibatkan orang banyak.
Melalui keempat cara di atas anak dimungkinkan dapat tumbuh menjadi pemimpin yang baik serta akan mampu mengendalikan dirinya dan orang lain. Semoga! (*)

(sumber : http://www.radarsemarang.com/community/artikel-untukmu-guruku/927-peran-guru-mengembangkan-leadership-anak-.html)


Tidak ada komentar: