Minggu, 09 November 2008

Mengoptimalkan Penerapan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau disingkat RPP yang dibuat guru bukan tanpa maksud. RPP menjadi acuan seorang guru dalam mengajar. Dalam RPP itu guru membuat perencanaan strategi, metode dan skenario pembelajaran. RPP dibuat bukan sebatas formalitas untuk melengkapi administrasi. Namun RPP difungsikan sebagai acuan dalam menerapkan pembelajaran sesuai dengan apa yang direncanakan.

Jika RPP sebatas formalitas, metode yang diterapkan guru tidak akan optimal. Melalui RPP yang dibuat, guru harus bisa menciptakan pembelajaran kreatif, inovatif sekaligus menyenangkan, terutama untuk mata pelajaran yang dianggap momok oleh para siswa, misalnya fisika, matematika.

Banyak siswa yang terlanjur mencitrakan matematika ( misalnya ) sebagai mata pelajaran sulit. Disinilah tugas guru untuk menghilangkan citra negatif ini. Caranya adalah dengan menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Bukan lagi masalah yang terlalu serius dan menyebabkan siswa stres. Untuk menciptakan suasana tersebut, peran media pembelajaran cukup berpengaruh.

Harus diakui, disekolah – sekolah favorit, ketersediaan media pembelajaran sudah tidak diragukan lagi. Akan tetapi hal itu tidak terjadi disekolah yang pengelolaan dan kualitasnya masih belum memadai. Masalah sangat klasik, yakni terhambat masalah biaya, sehingga media pembelajarannya pun terkesan seadanya.

Disamping itu, penguasaan konsep juga menjadi hal yang mutlak dimiliki para guru. Penguasaan disini tidak sebatas pada ilmu yang ditemukan didalam buku saja, tetapi juga dari sumber lain. Guru diharuskan aktif mengembangkan kemampuan diri sesuai perkembangan zaman. Sebab kemampuan membuat variasi soal selalu equivalen dengan kemampuan ilmu seorang guru.

Pedoman Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

1. Untuk mata pelajaran kelompok Normatif dan adaptif, KKM d tentukan dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas kompetensi, dan kemampuan sumber daya pendukung penyelenggaraan pembelajaran sebagai contoh:
a) Tingkat kemampuan rata-rata peserta didik d peroleh dari nem (untuk kelas I) untuk prestasi rata-rata tahun sebelumnya (untuk kelas II dan III)
Rata – rata tinggi, nilai : 80-100, di beri skor :3
Rata-rata sedang, nilai : 60-79, di beri skor :2
Rata-rata rendah, nilai : <60,>
b) Tingkat Kompleksitas kompetensi, merupakan tingkat kesulitan untuk di ajarkan
Kompleksitas rendah, di beri skor 3
Kompleksitas sedang, di beri skor 2
Kompleksitas tinggi, di beri skor 1
c) Sumber daya pendukung pembelajaran, antara lain: ketersediaan SDM dan fasilitas ( alat & Bahan)
Dukungan tinggi, di beri skor 3
Dukungan sedang di beri skor 2
Dukungan rendah di beri skor 1
KKM = {total skor (a+b+c)} x 100
Misal, a = 3, b = 2, dan c = 2 ;
Maka KKM = {3+2+2)/9} x 100
={7/9}x100
=77,7
2. Untuk mata pelajaran produktif, KKM ditentukan dengan batas paling rendah adalah nlai 70. Masing – masing sekolah dapat menetapkan KKM masing-masing

Rabu, 05 November 2008

SEKILAS TENTANG SMK YAPPIKA

SMK Yappika adalah sebuah sekolah yang lahir dari kepedulian anak bangsa terhadap pendidikan menengah kejuruan di daerah Legok Tangerang. SMK hadir untuk melayani dan memenuhi kebutuhan masyarakat Legok dan sekitarnya akan pendidikan menengah yang berbasis teknologi. SMK Yappika mulai melaksanakan aktivitas pendidikan dimulai pada tahun pelajaran 2002/2003 dengan dengan 2 program studi yaitu; Teknik Mekanik Otomotif dan Teknik Listrik Pemakaian.